Tuesday, March 19, 2019

Teror di New Zealand Tunjukkan Negara Barat Melemah

Teror di New Zealand Tunjukkan Negara Barat Melemah

 


Beijing - Surat kabar nasional China, Global Times, menggunakan aksi teror di dua masjid di Christchurch, New Zealand untuk mengejek negara-negara Barat. Global Times menyebut bahwa aksi teror di New Zealand itu menunjukkan bahwa negara-negara Barat mulai melemah.
Seperti dilansir news.com.au, Senin (19/3/2019), dalam editorial terbarunya, Global Times yang dikendalikan oleh Partai Komunis China itu memberi peringatan berbunyi: "Negara Barat memasuki masa problematik yang menyerang fondasinya."
Disebutkan Global Times bahwa penembakan brutal di New Zealand 'mengekspose cacat negara-negara Barat'. Global Times juga mengkritik imigrasi warga muslim dan demokrasi.
"Imigran, khususnya muslim, tidak bisa berintegrasi ke dalam masyarakat Barat," sebut Global Times dalam editorial-nya.

"Sistem politik Barat tidak memiliki perencanaan secara keseluruhan dan solusi jangka panjang. Kepemimpinan politik dan sosial yang buruk umum terjadi. Ada sejumlah persoalan di masyarakat Barat. Tidak ada kekuatan politik maupun pemimpin yang kuat yang tampak mendorong refleksi institusional," imbuh editorial tersebut.

"Kritikan tajam dari negara Barat merupakan serangan politik antar faksi-faksi berbeda. Di negara Barat, diyakini secara umum dan solid bahwa Barat pada dasarnya sempurna dan superior," tulis Global Times.
Ditambahkan Global Times dalam editorialnya bahwa pandangan supremasi kulit putih yang dipegang teguh pelaku teror di Christchurch 'jelas merefleksikan terungkapnya populisme ultra-sayap kanan' di negara-negara Barat.
"Keuntungan yang dimiliki negara-negara Barat sungguh luar biasa, namun kemampuan adaptasi diri melemah dan sejumlah penyesuaian terkadang menyerah pada populisme," sebut Global Times dalam editorialnya.
"Negara-negara Barat sedang memasuki periode problematik yang menyerang fondasi paling mendasar," imbuhnya.

Sebelumnya, diketahui bahwa pelaku teror yang bernama Brenton Tarrant (28) juga menyebut China dalam manifestonya yang diposting online sebelum penembakan brutal yang menewaskan 50 orang itu. "Negara yang nilai politik dan sosialnya paling mendekati dengan nilai yang saya pegang adalah Republik Rakyat China," tulisnya.
Editorial Global Times ini juga berbeda dengan pernyataan yang disampaikan Presiden China Xi Jinping tak lama setelah aksi teror di dua masjid Christchurch pada Jumat (15/3) lalu. Dalam pernyataannya saat itu, Presiden Xi 'menyampaikan simpati mendalam dan belasungkawa tulus atas nama rakyat China'.

0 comments:

Post a Comment